Pertama: Dunia dengan
seluruh isinya adalah milik para imam Syi’ah. Mereka akan memberikan
dunia ini kepada siapa yang dikehendaki dan mencabutnya dari siapa yang
dikehendaki. (Kitab Ushulul Kaafi, hal.259, Al Kulaini).
Doktrin itu untuk menandingi firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Sesungguhnya bumi adalah milik Allah, Dia dikaruniakan kepada siapa yang Dia kehendaki,” (QS. Al A’raf: 128). Mereka menyetarakan kekuasaan para Imam Syi’ah dengan Allah, bukankah itu inti kesyirikan?
Kedua: Ali bin Abi
Thalib mereka klaim sebagai imam Syi’ah yang pertama dinyatakan sebagai
dzat yang pertama dan terakhir, yang dhahir dan yang bathin. (Kitab Rijalul Kashi:
hal. 138). Mereka menyamakan sifat Ali dengan sifat Allah seperti dalam
surat Al Hadid, ayat 3. Bukankan itu inti kesyirikan dan kekufuran?
Ketiga: Para Imam Syi’ah merupakan wajah Allah, mata Allah dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 83).
Keempat: Amirul
Mukminin, Ali bin Abi Thalib oleh Syi’ah dikatakan menjadi wakil Allah
dalam menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak
diperoleh oleh manusia sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk,
mengetahui segala sesuatu secara rinci yang pernah terjadi dahulu maupun
yang ghaib. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 84).
Kelima: Keinginan para Imam Syi’ah adalah keinginan Allah juga. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 278).
Keenam: Para Imam Syi’ah
mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat
kematiannya, karena bila imam tidak mengetahui hal-hal semacam itu maka
ia tidak berhak menjadi imam. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 158).
Ketujuh: Para Imam
Syi’ah mengetahui apapun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan
menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka, karena mereka
mengetahui hal ghaib sebagaimana yang Allah ketahui. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 193).
Kedelapan: Allah itu bersifat Bada’ (yaitu
baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi). Akan tetapi para Imam
Syi’ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 40).
Menurut Al Kulaini (ulama besar ahli
hadits Syi’ah), Bahwa Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin Ali akan
mati terbunuh. Menurut mereka Tuhan pada mulanya tidak tahu karena itu
Tuhan membuat ketetapan baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi
Imam Syi’ah telah mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh sebab itu
menurut doktrin Syi’ah Allah bersifat bada’. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 232).
Kesembilan: Para imam
Syi’ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para
imam Syi’ah bersifat Ma’shum (bersih dari kesalahan dan tidak pernah
lupa apalagi berbuat Dosa). Allah menyuruh manusia untuk mentaati Imam
Syi’ah, tidak boleh mengingkarinya dan mereka menjadi hujjah (Argumen
Kebenaran). (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 165).
Kesepuluh: Para imam Syi’ah sama dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam (Kitab Ushulul Kaafi:
hal. 165). Yang mereka maksud para Imam Syi’ah adalah Ali bin Abi
Thalib, Husein bin Ali, Ali bin Husein, Hassan bin Ali dan Muhammad bin
Ali. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 109).
Kesebelas: Al Qur’an yang ada sekarang telah berubah, dikurangi dan ditambah (Kitab Ushulul Kaafi:
hal. 670). Salah satu contoh ayat Al Qur’an yang dikurangi dari aslinya
(versi mereka, red.) yaitu ayat Al Qur’an An Nisa’: 47, menurut versi
Syi’ah berbunyi: “Ya ayyuhalladziina uutul kitaaba aaminuu bimaa nazzalnaa fie ‘Aliyyin nuuron mubiinan”. (Kitab Fashlul Khitab:
hal. 180). Menurut Syi’ah, Al Qur’an yang dibawa Jibril kepada Nabi
Muhammad ada 17 ribu ayat, namun yang tersisa sekarang hanya 6660 ayat. (Kitab Ushulul Kaafi: hal. 671).
Keduabelas: Menyatakan
bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman bin Affan, Muawiyah, Aisyah, Hafshah,
Hindun, dan Ummul Hakam adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi,
mereka ini adalah musuh-musuh Allah. Siapa yang tidak memusuhi mereka,
maka tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya dan Imam-Imam
Syi’ah. (Kitab Haqqul Yaqin: hal. 519, oleh Muhammad Baqir Al Majlisi).
Ketigabelas: Menghalalkan
nikah Mut’ah, bahkan menurut doktrin Syi’ah orang yang melakukan kawin
mut’ah 4 kali derajatnya lebih tinggi dari Nabi Muhammad Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam. (Kitab Tafsir Minhajush Shadiqin, hal. 356, oleh Mullah Fathullah Kassani).
Keempatbelas: Menghalalkan
saling tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama
temannya. Kata mereka, Imam Ja’far berkata kepada temannya: “Wahai
Muhammad, kumpulilah budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak
suka, kembalikan lagi kepadaku.” (Kitab Al Istibshar III: hal. 136, oleh Abu Ja’far Muhammad Hasan Ath Thusi).
Kelimabelas: Rasulullah
dan para sahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi
sebelum hari kiamat akan datang dan dia membongkar kuburan Abu Bakar dan
Umar yang ada didekat kuburan Rasulullah. Setelah dihidupkan maka kedua
orang ini akan disalib (Kitab Haqqul Yaqin, hal. 360, oleh Mullah Muhammad Baqir Al Majlisi).
Semua kitab tersebut di atas adalah
kitab-kitab induk atau rujukan pokok kaum Syi’ah yang posisinya seperti
halnya kitab-kitab hadits Imam Bukhari, Muslim, Ahmad bin Hambal,
Nasa’i, Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah bagi kaum Muslimin. Oleh
karena itu, upaya-upaya Syi’ah untuk menanamkan kesan bahwa Syi’ah
adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya berbeda dalam beberapa hal yang
tidak prinsip, adalah dusta dan harus ditolak tegas
Adakah orang masih percaya bahwa Syi’ah
itu bagian dari umat Islam? Atau Anda masih ragu bahwa ajaran Syi’ah itu
sesat menyesatkan? Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, barangsiapa yang tidak mengkafirkan aqidah Syi’ah ini, maka dia termasuk kafir.
Wallahu a’lam.
Sumber: amoebaonline
No comments:
Post a Comment