(Jakarta KabarNet): Kasus suap
impor daging sapi yang menimpa mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera
(PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, merupakan satu dari sekian banyak borok
besar yang diduga diidap partai dakwah itu.
Ada tiga biangnya, yaitu Presiden PKS
Anis Matta, Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, dan mantan Presiden
PKS Luthfi Hasan Ishaaq, mereka sebagai tiga sejoli yang terlibat
berbagai kasus korupsi. Salah satu pendiri PKS Yusuf Supendi menyebut
ada delapan kejahatan yang dilakukan PKS.
“Ada tiga sejoli yang tidak dapat
dipisahkan, mereka itu sudah melakukan kejahatan. Saya sudah menulis 60
sampai 80 halaman, judulnya delapan kejahatan PKS,” kata Yusuf
saat menghadiri diskusi ‘Lembaga Penegakan Hukum dan Strategi Nasional
(LPHSN), Konflik Kepentingan dalam Pemberantasan Korupsi’ di Warung
Bumbu Desa Cikini, Jakarta, Minggu (3/2).
Yusuf mengaku memiliki bukti kuat
kejahatan yang dilakukan PKS. Namun tiap kali dirinya mengemukakan bukti
tersebut ke pimpinan partai untuk diselesaikan, tidak direspon. “Saya
punya dokumen, enam tahun selama mengkritisi PKS tapi diabaikan,”
terangnya.
Menurut Yusuf, PKS harus memperbaiki
kinerja internal dan melakukan perombakan besar-besaran. Cara mudah
menyelamatkan PKS dari keterpurukan adalah menggiring tiga sejoli ke
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Apabila mau memperbaiki PKS itu,
saya berpesan dan meminta kepada KPK untuk segera pasca lengkapnya dua
alat bukti, Hilmi Aminuddin dan Anis Matta digiring ke KPK,” tegas
Yusuf.
Yusuf Supendi juga berharap KPK dapat
segera menangkap Presiden PKS Anis Matta dan Ketua Majelis Syuro PKS
Hilmi Aminuddin. Sebab keduanya dinilai sering kali melakukan penyuapan
dan penggelapan uang. Ia mengatakan, tidak hanya Luthfi Hasan Ishaaq
yang melakukan permainan kotor dalam kasus penyuapan impor daging sapi,
namun kata dia, Hilmi Aminuddin pun juga terseret dalam kasus tersebut.
“Hilmi telah melakukan intervensi dengan
memasukkan Eman salah seorang pengusaha bersama anaknya yaitu Ridwan
yang namanya (dipanggil) Iwan. Dan bulan April saya mendapatkan
informasi bahwa Ridwan itu masih aktif melakukan bisnis daging sapi itu.
Jadi kalau melihat ini ya jelas ada kaitannya dong,” kata Yusuf usai
menghadiri diskusi Lembaga Penegakan Hukum dan Strategi Nasional (LPHSN)
dengan tema konflik kepentingan dalam pemberantasan korupsi, di Rumah
Makan Bumbu Desa, Jakarta, Minggu (3/2).
Sebelum kasus impor sapi menyeruak,
Luthfi Hasan menerima dana dari Jusuf Kalla sebesar Rp 34 miliar saat
pemilihan presiden pada 2004. Selain itu, Yusuf juga membeberkan tindak
penggelapan dana kampanye Pemilukada DKI Jakarta periode 2007-2012
sebesar Rp 10 miliar pada tahun 2007 lalu. Yusuf mengatakan, pada saat
itu dana kampanye untuk pemenangan pasangan Calon Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta yang diusung oleh PKS, Adang Daradjatun dan Dani
Anwar dalam periode 2007-2012 sebesar Rp 67 miliar diberikan oleh Adang
kepada Anis Matta. Namun, kata Yusuf, saat tim sukses kampanye melakukan
kampanye, ternyata uang yang ada kurang sebanyak Rp 10 miliar.
“Pengakuan Anis Matta, dana pilkada itu
Rp 67 miliar. Kemudian dari Rp 67 miliar itu diambil oleh Anis Matta.
Ketika panitia (Pilkada DKI) melakukan kampanye ternyata duit itu
kurang,” jelas Yusuf, di Rumah Makan Bumbu Desa, Jakarta, Minggu (3/2).
Yusuf menambahkan, kehilangan uang
tersebut tentu tidak membuat pengurus PKS tinggal diam. Usut punya usut,
kata dia, ternyata sebanyak Rp 10 miliar diambil oleh Anis Matta. “Kemudian
setelah diperiksa, dia katakan uang itu dikembalikan, oleh karena itu
saya tidak berani mengatakan korupsi, itu adalah penggelapan,” terangnya.
Sementara Anis Matta menggelapkan dana
Rp 10 miliar dari total “mas kawin” Rp 67 miliar yang diterima PKS dari
Adang Daradjatun pada Pilgub DKI pada 2007. Adapun Hilmi Aminuddin
mengumpulkan banyak setoran untuk memperkaya diri.
Oleh sebab itu, demi membersihkan nama
baik PKS dan kembali dipercaya rakyat menjelang Pemilu 2014, Yusuf
berharap KPK segera mengungkap dan menangkap keterlibatan Anis dan Hilmi
dalam tindak pidana penyuapan dan penggelapan tersebut. “Karena itu KPK
tidak bisa membiarkan itu dan harus diperiksa,” katanya.
Selama Anis dan Hilmi menjabat sebagai
petinggi PKS, tambah dia, PKS akan terpuruk dan tidak akan bisa masuk
dalam kursi parlemen di 2014 mendatang. “Jadi selama dua orang itu
berkuasa (Anis dan Hilmi) maka itu tidak mungkin bisa diselamatkan,
karena berkaitan dengan 2014 kan jumlah suara. Kalau sekarang PKS tidak
mendulang suara. Kalau masyarakat tidak percaya, maka bagaimana nasib
2014. Oleh karena itu, kalau tidak mencapai 3,5 persen maka PKS gulung
tikar,” tandasnya.
Terkait penetapan mantan Presiden PKS
Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka kasus suap impor daging sapi,
Yusuf mengatakan perbuatan penyuapan lebih dahsyat dosanya ketimbang
para politisi yang melakukan korupsi. “Pasca jungkir baliknya Luthfi
Hasan Ishaaq, itu bukan korupsi ya suap, karena dalam Islam beda, kalau
mencuri dipotong tangan, kalau suap lebih dahsyat, Allah melaknat yang
menyuap dan disuap, jadi dilaknat dari ubun-ubun sampai mata kakinya,”
kata Yusuf.
Yusuf
Supendi sempat kaget ketika Anis Matta diangkat menjadi presiden PKS
menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq. Yusuf menilai Anis justru orang yang
menghancurkan PKS dengan rekam jejaknya. Karena itu Yusuf sinis
menanggapi seruan Anis soal pertobatan nasional seluruh kader PKS. Yusuf
menilai seharusnya politikus yang gemar pakai jam mahal Rolex itu saja
yang tobat. “Kalau kesalahan petinggi ya tobat sendiri aja,” kata Yusuf
Supendi saat menggelar jumpa pers di LPHSN di Jakarta, Minggu (3/2).
Menurut Yusuf, kesalahan ada pada Ketua
Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, Presiden PKS Anis Matta dan mantan
Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Merekalah, kata Yusuf, yang seharusnya
bertobat karena mengubah PKS menjadi amburadul. Pengangkatan Anis oleh
Majelis Syuro yang dipimpin Hilmi Aminuddin, katanya, hanya untuk
kepentingan saling menyelamatkan diri diantara keduanya. Dia mengatakan
memiliki sejumlah temuan mengenai korupsi yang melibatkan Anis, Hilmi
dan Luthfi.[KbrNet/Slm]
Source: merdeka.com
http://nahimunkar.com/jika-pks-ingin-selamat-singkirkan-3-manusia-ini/
No comments:
Post a Comment