DENPASAR (voa-islam.com) -
Pendeta Putu Setia atau yang bernama baptis Ida Pandita Mpu Jaya Prema
Ananda menulis bahwa urusan Miss World adalah urusan budaya, sehingga
tak ada sangkut pautnya dengan agama.
Ia
menegaskan, Jero Gede Suwena, Ketua Majelis Utama Desa Pekraman (MUDP)
Bali yang mendukung Miss World memiliki ribuan pecalang yang siap
melakukan perang puputan jika Front Pembela Islam (FPI) memaksa panitia
membatalkan Miss World.
“Di
media massa disebutkan, jika Miss World tetap digelar, FPI akan menguber
panitianya. "Kalau aparat masih melindungi, akan kita tolak," ujar
Misbahul Anam, Sekretaris Majelis Syuro DPP FPI, dikutip dari media
massa. Saya sempat takut. Tapi syukurlah, di media massa juga dikutip
ucapan Jero Gede Suwena, Ketua Majelis Utama Desa Pekraman (MUDP) Bali,
yang mendukung kontes Miss World. Ini membuat ketakutan saya sirna
karena MUDP punya ribuan pecalang (petugas keamanan desa adat) yang siap
mengamankan Bali dengan semangat "perang puputan". Apalagi Kepolisian
Daerah Bali siap mengamankan perhelatan internasional itu. Gubernur Bali
Made Mangku Pastika, yang juga mantan petinggi polisi, mendukung penuh
acara budaya yang bersifat internasional ini. Rasanya tak mungkin FPI
datang ke Bali dan main uber-uberan,” tulis Putu Setia seperti dikutip
Tempo, Ahad (1/9/2013).
MUDP punya ribuan pecalang (petugas keamanan desa adat) yang siap mengamankan Bali dengan semangat "perang puputan".
Ternyata,
hal senada pun disampaikan oleh Aliansi Hindu Muda Indonesia (AHMI)
Bali. Mereka turun ke jalan mengajak masyarakat di Pulau Dewata
bersama-sama mendukung ajang bertaraf internasional tersebut.
Ratusan
massa menggelar aksi di sekitar Lapangan Puputan Badung atau depan
Kantor Wali Kota Denpasar. Mereka juga melengkapi diri dengan beberapa
bendera dan spanduk dukungan untuk Miss World 2013.
Koordinator
Aliansi Hindu Muda Indonesia Bali I Gede Mas Megantara menyatakan jika
penolakan yang dilakukan MUI dan juga FPI terhadap kontes Miss Word di
Bali sangat tidak beralasan. "Kontes Miss World itu bukan pamer aurat
atau porno aksi. Panitia sudah berjanji bahwa tidak ada itu istilah
bikini. Mereka tetap akan mengikuti adat dan budaya Bali. Jadi tidak ada
yang perlu dipersoalkan dalam kontes Miss World itu sendiri," ujar
Megantara, di Denpasar, seperti dikutip beritabali.com, Senin (2/9/2013).
Urus saja moralmu sendiri, Bali tidak ikut campur urusan MUI. MUI jangan ikut-ikutan urus Bali, ini wilayah adat Hindu bung, Miss World itu ada di Bali.
Selain
berorasi, para demonstran juga membagi-bagikan selebaran yang berisikan
tentang 5 butir sikap dari Aliansi Hindu Muda Indonesia Bali kepada para
pengguna jalan yang melintas di depan Kantor Walikota Denpasar.
"Urus
saja moralmu sendiri, Bali tidak ikut campur urusan MUI. MUI jangan
ikut-ikutan urus Bali, ini wilayah adat Hindu bung, Miss World itu ada
di Bali. Usir Ormas agama pengganggu di Bali. Kami menolak MUI ikut
campur dalam urusan Bali. Warga Bali siap hadapi Ormas Islam anti
Pancasila yang mengganggu keamanan Bali,"imbuhnya.
Menanggapi
hal tersebut, Wakil Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) ustadz Abu
Jibril ini menyatakan bahwa mujahidin siap menghadapi perang puputan
dengan jihad fi sabilillah. [Ahmed Widad]
Sumber: VOA Islam.com
No comments:
Post a Comment