JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin
Nasution mengungkapkan, perkembangan inflasi tidak akan terganggu walau
Indonesia akan menggunakan dua jenis rupiah sekaligus selama proses
redenominasi.
Darmin menambahkan, saat proses sosialisasi, uang lama dan uang baru akan digunakan bersamaan sebagai pembanding masyarakat agar bisa memahami secara menyeluruh. Sehingga masyarakat tidak kaget saat uang baru redenominasi diberlakukan.
"Uang kertas Rp100 ribu model lama nanti itu akan sama dengan uang Rp100 model baru. Begitupula dengan uang Rp1.000 menjadi Rp1 dalam bentuk logam dan uang Rp500 menjadi 50 sen, semua akan didesain sama dengan sebelumnya, hanya saja tiga angka nol di belakang akan dihilangkan," ujar Darmin, saat acara Kick Off Perubahan Harga Rupiah Redenominasi bukan Sanering, di hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (23/1/2013).
Darmin menuturkan, peredaran dua mata uang tersebut sudah dipikirkan jika dampak inflasi terjadi. "Kami sudah bisa memastikan keamanan dari dampak inflasi, kita bisa hitung secara tepat uang tersebut apakah lebih atau kurang yang beredar di masyarakat nantinya," ujarnya.
Darmin memberikan contoh, seandainya di akhir tahun uang yang keluar terlalu banyak mencapai Rp130 triliun-Rp140 triliun dalam dua sampai tiga minggu. "Kalau lebih ya ditarik karena kami punya mekanisme menyedot uang yang berlebihan itu," ungkapnya.
Dalam proses redenominasi, pemerintah membutuhkan proses sosialisasi minimal enam tahun. "Sewajarnya itu harusnya 12 tahun hingga keluar uang baru bisa dibiasakan di masyarakat," tambahnya
***
Darmin menambahkan, saat proses sosialisasi, uang lama dan uang baru akan digunakan bersamaan sebagai pembanding masyarakat agar bisa memahami secara menyeluruh. Sehingga masyarakat tidak kaget saat uang baru redenominasi diberlakukan.
"Uang kertas Rp100 ribu model lama nanti itu akan sama dengan uang Rp100 model baru. Begitupula dengan uang Rp1.000 menjadi Rp1 dalam bentuk logam dan uang Rp500 menjadi 50 sen, semua akan didesain sama dengan sebelumnya, hanya saja tiga angka nol di belakang akan dihilangkan," ujar Darmin, saat acara Kick Off Perubahan Harga Rupiah Redenominasi bukan Sanering, di hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (23/1/2013).
Darmin menuturkan, peredaran dua mata uang tersebut sudah dipikirkan jika dampak inflasi terjadi. "Kami sudah bisa memastikan keamanan dari dampak inflasi, kita bisa hitung secara tepat uang tersebut apakah lebih atau kurang yang beredar di masyarakat nantinya," ujarnya.
Darmin memberikan contoh, seandainya di akhir tahun uang yang keluar terlalu banyak mencapai Rp130 triliun-Rp140 triliun dalam dua sampai tiga minggu. "Kalau lebih ya ditarik karena kami punya mekanisme menyedot uang yang berlebihan itu," ungkapnya.
Dalam proses redenominasi, pemerintah membutuhkan proses sosialisasi minimal enam tahun. "Sewajarnya itu harusnya 12 tahun hingga keluar uang baru bisa dibiasakan di masyarakat," tambahnya
No comments:
Post a Comment