Hingga
kini, banyak di antara umat Islam yang masih saja tidak percaya jika
dikatakan bahwa pe-nangkapan Ustadz Abu Bakar Baasyir adalah pesanan
Amerika Serikat, meski beragam fakta dibeberkan kepada mere-ka. Maklum,
media massa yang dibaca, dilihat dan didengar oleh umat Islam me-mang
sedikit sekali yang berpihak pada Islam.
Belakangan
setelah Ustadz Abu divo-nis 15 tahun penjara di Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan, dan berkurang menjadi 9 tahun penjara dalam penga-dilan
banding, rekayasa (makar) atas kasus beliau terkuak juga. Adalah M.
Luthfie Hakim, pengacara senior sekali-gus pembela Ustadz Abu yang
men-dengar informasi itu. Bersumber dari 'dalam'. “Perkara Ustadz Abu
memang direkayasa demi memenuhi tuntutan AS, bila pemerintahan SBY ingin
Obama datang ke Indonesia”, kata Luthfie.
Tahun
lalu, kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia memang beberapa
kali tertunda. Hingga akhirnya pada bulan November 2010, Obama
benar-benar 'mampir' untuk berwisata kuliner, makan bakso dan sate di
Jakarta. Obama baru datang, setelah Densus 88 mempersembahkan kado
istimewa beru-pa penangkapan secara tidak manusiawi Ustadz Abu di depan
Mapolres Banjar Patroman, Ciamis, Jawa Barat dua bulan sebelum
kedatangannya.
Makar
itu rupanya kini berulang. Menjelang kedatangan Obama untuk kedua
kalinya pada November 2011 ini, Densus 88 kembali memutar 'drama'
penangkapan teroris. Pada Sabtu (12/11/2011), Kadiv Humas Mabes Polri
Irjen (Pol) Saud Usman Nasution, menga-barkan bahwa Densus 88 telah
menang-kap tiga orang yang diduga sebagai teroris di Tangerang, Banten.
Ketiga orang itu, DAP (34 tahun), BH (35 tahun) dan A (32 tahun)
termasuk Daftar Pencarian Orang (DPO) dan dituduh po-lisi sebagai bagian
dari kelompok Abu Omar di Indonesia. Lagi-lagi, penangka-pan teroris
adalah kado istimewa untuk Tuan Obama.
Makar Keji
Makar Keji
Stigmatisasi
terorisme kepada Islam dan umat Islam adalah bentuk makar yang keji.
Mengidentikkan aktivitas jihad sebagai tindakan terorisme juga
merupa-kan tipu muslihat yang terang-terangan. Sementara membunuh umat
Islam seca-ra membabi buta dan tidak manusiawi atas nama pemberantasan
terorisme telah menunjukkan kebencian yang nyata terhadap umat Islam.
Selain
pembunuhan secara fisik, ak-tivitas makar terhadap Islam juga gencar
dilakukan dengan cara yang mereka se-but sebagai deradikalisasi. Motor
peng-geraknya adalah Badan Nasional Penang-gulangan Terorisme (BNPT)
yang dikepa-lai Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai. Sebe-lum menjadi badan,
lembaga ini berben-tuk desk anti terorisme di Kemenpolhu-kam.
Ansyaad Mbai dengan lantangnya se-lalu mengatakan bahwa tujuan terorisme aktual adalah Khilafah Islamiyah dan Syariat Islam. Padahal urusan definisi terorismenya sendiri, ia mengatakan, “no global consensus”. Tetapi, tanpa merasa salah kemanapun ia pergi dan dimana-pun ia bicara selalu materi itu yang disampaikan. Tak berlebihan jika ketua umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab menuding bahwa target utama proyek deradikali-sasi BNPT adalah umat Islam. “Proyek ini 'sama percis' seperti program yang dibuat oleh Rand Corporation”, kata Habib Rizieq.
Balasan bagi Pembuat Makar
Ansyaad Mbai dengan lantangnya se-lalu mengatakan bahwa tujuan terorisme aktual adalah Khilafah Islamiyah dan Syariat Islam. Padahal urusan definisi terorismenya sendiri, ia mengatakan, “no global consensus”. Tetapi, tanpa merasa salah kemanapun ia pergi dan dimana-pun ia bicara selalu materi itu yang disampaikan. Tak berlebihan jika ketua umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab menuding bahwa target utama proyek deradikali-sasi BNPT adalah umat Islam. “Proyek ini 'sama percis' seperti program yang dibuat oleh Rand Corporation”, kata Habib Rizieq.
Balasan bagi Pembuat Makar
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indone-sia (KBBI) kata makar memiliki beberapa
makna. Makar dapat diartikan sebagai akal busuk atau tipu muslihat.
Makar juga dimaknai sebagai perbuatan (usaha) dengan maksud hendak
menyerang (membunuh) orang, dan yang terakhir, makar bisa pula diartikan
sebagai per-buatan (usaha) menjatuhkan pemerin-tah yang sah.
Al
Qur'anul Karim telah membicara-kan persoalan makar para musuh Islam ini
di dalam surat Al Anfaal ayat 30. Allah Swt berfirman: “dan (ingatlah),
ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu
untuk menang-kap dan memenjarakanmu atau membu-nuhmu, atau mengusirmu.
Mereka memi-kirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan
Allah Sebaik-baik pem-balas tipu daya.” (QS. Al Anfaal [08]: 30)
Menurut
Imam Jalaludin as Suyuthi dalam kitabnya Lubaabun Nuquul fi Asbaabun
Nuzuul, ayat ini turun berkai-tan dengan peristiwa konspirasi
orang-orang kafir Qurays di Darun Nadwah yang hendak membunuh Rasulullah
Saw. Demikian pula yang ditulis oleh Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah.
Dari
ayat ini dapat dipahami bahwa sebaik apapun makar untuk menghen-tikan
perjuangan umat Islam pasti akan kandas. Secanggih apapun cara untuk
membungkam umat Islam pasti akan sia-sia. Sebaliknya, azab Allah yang
sangat pedih pasti akan menimpa mereka. Karena makar Allah SWT jauh
lebih sempurna dari pada makar orang-orang kafir. Ibnu Abbas ketika
menafsirkan Wallāhu khairul mākirīn (dan Allah ada-lah sebaik-baik
Pembuat makar), beliau mengatakan bahwa Allah adalah Pembi-nasa yang
paling hebat.
Pertanyaannya sekarang, apa balasan bagi pembuat makar itu?.
Pertama,
Allah SWT dengan segala kekuasaannya dengan sangat mudah dapat
menelanjangi dan membongkar kebusukan kelompok-kelompok yang berbuat
makar kepada umat Islam. Dalam sebuah acara di Universitas Paramadina
Jakarta awal Mei lalu, Ansyaad Mbai sukses dipermalukan seorang jurnalis
muslim gara-gara menyebut Usamah bin Ladin telah dika-firkan ulama
Saudi. Ia juga pernah menja-di bahan tertawaan para jurnalis karena
'keseleo' lidah saat menyebut salah satu situs radikal, dengan sebutan:
arrah-man.com. Padahal situs itu adalah milik komposer lagu-lagu
Bolywood, AR Rahman.
Kisruh
di internal BNPT juga diung-kap seorang penulis bernama Adi Nanang
dalam laman Kompasiana tang-gal 1 Maret 2011. Nanang mem-posting sebuah
tulisan dengan judul 'Kisruh di Badan Nasional Penanggulanan Terroris-me
(BNPT)'. Konon, kisruh pertama terjadi di BNPT pada akhir Desember. Ada
tiga pejabat BNPT yang sudah dilan-tik dan mengepalai urusan keuangan,
umum dan pengadaan ternyata orang-orang tersebut bermasalah. Ketiga
peja-bat itu pernah mendapatkan sanksi ka-rena kasus korupsi tiket saat
Menkopol-hukam dijabat Laksamana (purn) Widodo AS. Anehnya setelah
dihukum Widodo, 3 staf tersebut dapat promosi jabatan di BPNT eselon 2
dan 3. Ka-barnya, Ansyaad sudah diberitahu ten-tang track record mereka
tapi tidak pe-duli.
Berkembang
juga isu yang menyebut-kan adanya keberatan para agen BNPT soal
pemilihan kantor di Jalan Imam Bonjol 53, Menteng, Jakarta Pusat itu.
Mereka beralasan tempat itu tidak aman dan berpotensi diserang bom
mobil. Ka-renanya lebih baik menyewa kantor di gedung bertingkat yang
pengamanannya relatif lebih ketat.
Ditulis
pula dalam artikel itu adanya 'keresahan' sejumlah diplomat asing yang
negaranya mengucurkan dana ban-tuan untuk BNPT. Apalagi setelah
angga-rannya dinaikkan secara fantastis. Seper-ti diberitakan JPNN,
Sabtu (17/9/2011) dalam APBN 2012, BNPT mendapatkan alokasi dana hampir
setengah triliyun, tepatnya Rp 476. 610.160.701.000.- Uang tiket saja
dikorupsi, bagaimana dengaan uang ratusan milyar?.
Kedua,
makar itu akan terbongkar wujud palsunya. Adalah Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Surakarta yang telah memainkan perannya sebagai penjaga
dan pengawal akidah umat Islam. MUI Surakarta telah menerbitkan sebuah
buku berjudul 'Kritik Evaluasi & Dekon-truksi Gerakan Deradikalisasi
Aqidah Muslimin di Indonesia'. Buku putih sete-bal 128 halaman itu
menjawab tuntas tudingan BNPT kepada umat Islam melalui proyek 'Halaqah
Penanggulang-an Terorisme (HPT)' yang digelar oleh MUI Pusat dan Forum
Komunikasi Praktisi Media Nasional (FKPMN) di enam kota; Jakarta,
Bandung, Solo, Surabaya, Palu dan Medan. Buku itu 'menelanjangi' satu
per satu dari empat judul slide yang dipaparkan dalam HPT dengan hujah
yang kuat dan cerdas.
“Buku
putih ini kita buat untuk melu-ruskan halaqah tersebut. Buku ini
ber-sifat ilmiah sehingga selalu ada referen-sinya”, kata Ketua MUI
Surakarta, Prof. Dr. dr. H. Zainal Arifin Adnan, Sp.PD, FINASIM.
Tanpa bermaksud membandingkan, terbukti MUI Surakarta lebih berani ke-timbang MUI Pusat yang malah meneken kerjasama dalam proyek deradikalisasi. “Saya kasihan sama Kepala BNPT Ansyaad Mbai, sebab beliau bukan ahli tentang Islam tetapi menilai Islam”, katanya.
Tanpa bermaksud membandingkan, terbukti MUI Surakarta lebih berani ke-timbang MUI Pusat yang malah meneken kerjasama dalam proyek deradikalisasi. “Saya kasihan sama Kepala BNPT Ansyaad Mbai, sebab beliau bukan ahli tentang Islam tetapi menilai Islam”, katanya.
Ketiga,
balasan kepada para pembuat makar adalah siksa Allah yang pedih selama
di dunia dan adzab Allah di akhirat. Hal ini telah difirmankan Allah Swt
dalam Surat Al Buruuj ayat 10. Allah Swtt berfirman: “Sesungguhnya
orang-orang yang mendatangkan cobaan ke-pada orang-orang yang mukmin
laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi
mereka azab jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (QS.
Al Buruuj [85]-10).
Orang-orang
kafir yang telah menyik-sa umat Islam, yang tidak mau bertaubat, pasti
mendapatkan azab yang membakar, baik di dunia maupun di akhirat. Di
akhirat mereka akan dimasukkan ke dalam neraka jahanam atau sejenis azab
sebagai tambahan dari azab jahanam. Sedangkan azab membakar sebagai
azab dunia dapat dilihat dari riwayat bahwa kaum kafir Ashabul Ukhdud
yang memba-kar orang-orang mukmin ternyata di-sambar oleh api yang
mereka buat sen-diri. Api dalam parit yang membakar orang-orang mukmin
itu berkobar dan menyambar orang-orang kafir Ashabul Ukhdud yang ada di
sekeliling parit yang sedang menyaksikan pembakaran orang-orang mukmin
itu. Na'udzubillahi min-dzalik!.
Karena
itu, siapapun di antara pejabat dan kaum kafir yang bengis kepada umat
Islam dan melakukan penyiksaaan-penyiksaan kepada kaum muslimin yang
berjuang untuk tegaknya Islam di bumi ini, maka hendaknya mereka segera
bertaubat dan kembali kepada ajaran Islam yang benar, sebelum datangnya
keputusan Allah yang akan membalas segala kebengisan dan kekejian serta
penyiksaan yang mereka lakukan. Pasti balasan Allah akan sangat keras,
jauh lebih keras dari siksaan yang mereka buat. Wallahu a'lam! (Shodiq Ramadhan)
http://www.suara-islam.com/tabloid.php?tab_id=36
No comments:
Post a Comment